Senam bersama setiap sabtu pagi......
sehat jasmani dan rohani........
Senin, 30 April 2012
Minggu, 08 April 2012
ROSULULLAH SEBAGAI PENDIDIK
Rasulullah Sebagai Pendidik
(Menginspirasi dan Meneladani Sang Pendidik Sejati)
Ahmad Yani, MA
Setiap metodologi dapat diukur kebenarannya dengan ukuran keberhasilan
dan hasil-hasil yang dicapainya. Dan bila kaedah ini diterapkan dalam
mengukur metodologi Rasulullah Saw dalam mendidik, maka akan ditemukan
keberhasilan pendidikan yang begitu menakjubkan yang tidak pernah
dicapai siapapun sepanjang sejarah.
Pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah yang berarti membentuk
manusia ke arah kesempurnaan yang diridhai Allah SWT. Menuju ke arah
kesempurnaan dan bukan mencapai kesempurnaan, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, dan kemaksuman (bebas dari salah dan dosa)
adalah milik Rasulullah.
Menyingkap kepribadian Rasulullah Saw sebagai pendidik menuntut kita
untuk mengangkat sifat Rasulullah Saw yang mengantarkannya menjadi
pendidik sejati, juga metodologi pendidikan Rasulullah yang dengan
metode tersebut beliau mendidik sehingga berhasil dengan kesuksesan yang
menakjubkan atas izin Allah SWT.
Sifat-sifat Sang Pendidik
1. Kasih Sayang
Sifat ini harus ada dalam jiwa pendidik. Orang yang keras hatinya tidak
cocok menjadi pendidik. Rasulullah Saw pernah meringankan shalat
lantaran ada seorang anak yang menangis. Bagaimana beliau pernah ditimpa
berbagai penyiksaan dan aniaya dari pihak Kufar Quraisy dan penduduk
Thaif, namun beliau tetap berharap kebaikan bagi mereka: “Semoga Allah melahirkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah kepadaNya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari Anas bin Malik beliau berkata: “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih pengasih kepada keluarganya dari pada Rasulullah Saw”. (HR. Muslim).
2. Sabar
Sabar adalah bekal utama setiap pendidik. Pendidik yang tidak memiliki
sifat sabar bagai musafir yang melakukan perjalanan tanpa bekal.
Rasulullah Saw mencontohkan kesabaran yang sangat tegar. Beliau bersabar
atas penyiksaan jasmani dan jiwa dari kaumnya, kondisi ini terus
terjadi hingga menjadi jelas maksud dan risalah yang dibawa, dan pada
akhirnya kebencian berubah menjadi cinta dan penyiksaan berubah menjadi
penghormatan. Namun sabar perlu dipahami dengan baik. Sabar perlu
diiringi dengan ikhtiar dan doa.
3. Rendah Hati
Seorang pendidik harus memiliki sifat rendah hati (tawadhu) terhadap
para anak didiknya, karena kesombongan dan tinggi hati menyebabkan
adanya jurang pemisah yang jauh antara dirinya dan anak didik. Dan ini
menyebabkan hilangnya pengaruh dalam pendidikannya.
Rasulullah Saw adalah sosok manusia renah hati. Beliau mengucapkan
salam kepada anak-anak. Anak-anak sering mengambil tangan Rasulullah Saw
dan membawa beliau sesuai kehendak mereka. Bila seseorang bersalaman
dengan Rasulullah Saw, beliau tidak akan menarik tangannya terlebih
dahulu sebelum orang tersebut melepas tangannya, dan tidak memalingkan
wajah sebelum orang tersebut memalingkan wajahnya.
4. Cerdas
Pendidik dituntut cerdas dan pintar. Ia dituntut bisa memahami
karakter, kondisi dan permasalahan anak didik secara detil. Dengan
pemahaman tersebut, pendidikan yang diberikan bisa lebih memiliki
peluang keberhasilan dan kesuksesan daripada sekedar mendidik tanpa
paham tentang anak didik juga kondisinya. Seorang pendidik diharapkan
bisa mempertimbangkan setiap perkara yang cocok dan tidak cocok bagi
anak didiknya. Dan ini bisa dilakukan jika ia mengetahui kondisi anak
didiknya.
5. Lembut dan Pemaaf
Kesalahan dan sikap buruk anak didik tidak sepatutnya membangkitkan
emosi dan amarah seorang pendidik. Dia dituntut mampu keluar dari
kemarahan sehingga bisa berpikir dengan jernih, guna mencari solusi atas
permasalahan. Sifat lembut ini juga diiringi dengan sifat pemaaf ketika
mendapat perlakuan buruk dan keji. Satu kisah Rasulullah Saw yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Anas bin Malik berkata: “Aku
berjalan bersama Rasulullah Saw, dan beliau memakai jubah Najran yang
kasar sisi pinggirnya. Seorang Arab Badui menemuinya dan menarik
selendang beliau dengan keras, hingga aku melihat leher Rasulullah Saw
berbekas karena tarikan yang sangat keras. Badui itu berkata: “Wahai
Muhammad perintahkanlah agar harta milik Allah SWT yang ada padamu untuk
diberikan kepadaku karena kamu tidak membawa hartamu dan harta bapakmu
untukku. Rasulullah menoleh kepadanya dan tersenyum, kemudian
memerintahkan Sahabat untuk memberinya sesuatu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Kepribadian dan Wibawa yang Kuat
Seorang pendidik harus berkepribadian kuat, tidak ragu-ragu dan kurang
percaya diri, agar dapat memberikan pengaruh pada anak didiknya.
Kepribadian yang kuat tidak membutuhkan banyak hukuman dalam proses
mendidik, bisa meminimalkan terjadinya penyimpangan, dan menanamkan
kepuasan dalam jiwa. Dalam gambaran kewibawaan Rasulullah disebutkan
bahwa: “Siapapun yang melihat Rasulullah Saw, maka dia pasti mengaguminya”.
Cara Rasulullah Mendidik
1. Pembentukan Jiwa Terlebih Dahulu
Rasulullah memandang bahwa pendidikan harus diawali dengan pembentukan
jiwa dan keimanan terlebih dahulu. Bila pendidikan tidak diawali dengan
pembentukan jiwa dan keimanan maka segala tampilan luar dari hasil
pendidikan bukanlah tampilan yang sebenarnya. Penanaman keimanan
terhadap prinsip-prinsip yang mensucikan jiwa dan menjadikan prilaku
lurus menjadi prioritas program, seperti penanaman keimanan agar
mencintai kebaikan dan membenci kezaliman dan kekejian.
Rasulullah memerintahkan para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya
shalat pada usia tujuh tahun. Hal ini harus dilakukan dan diteruskan
dengan pengarahan dan penanaman tentang kepuasan dan keimanan dalam jiwa
anak terhadap urgensi shalat dan kewajibannya hingga tiga tahun
berikutnya. Dan bila anak meninggalkan shalat pada usia sepuluh tahun,
dia diberi sanksi. Dari Amru bin Syuaib, beliau berkata: “Rasulullah
Saw bersabda:“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat pada usia
tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkannya pada usia
sepuluh tahun dan pisahkan mereka dari tempat tidur”. (HR. Abu Dawud).
2. Penerapan Praktis
Iman di hati dan penerapan praktis adalah dua hal yang tidak bisa
terpisahkan, keduanya saling membutuhkan. Dengan maksud tersebut Allah
SWT mengaitkan iman dengan amal shaleh lebih dari lima puluh lima ayat
Al-Qur’an. Metodologi Rasulullah dalam pendidikan adalah dukungan teori
ilmiah dengan penerapan praktis, karena buah pendidikan sebenarnya lahir
dari penerapan praktis, bukan teori ilmiah.
3. Berbicara dan Berdialog Sesuai Tingkat Pemahaman
Jika seorang pendidik berbicara kepada anak didiknya dengan bahasa yang
tidak dipahaminya, maka bisa menimbulkan salah paham, dan menimbulkan
salah penerapan. Karena itu, pendidik harus memperhatikan tingkat
pemahaman akal anak didiknya, sehingga tidak mengajarkan dan
mengarahkannya dengan bahasa yang tidak dipahaminya. Imam Muslim
berkata: “Sesungguhnya Abdullah bin Mas’ud berkata: “Tidaklah kamu
berbicara dengan suatu kaum menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh
akal mereka, melainkan ia menadi fitnah bagi sebagian mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Mengutamakan yang Lebih Penting dari yang Penting
Kaidah urutan prioritas penting diterapkan dalam proses pendidikan.
Tidak sepatutnya seorang pendidik lebih fokus mengarahkan anak didik
untuk melakukan amal sunah namun tidak memberikan arahan semestinya
tehadap amalan wajib. Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata: “Sesungguhnya
seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah Saw: “Kapan Kiamat
terjadi?”, Rasulullah menjawab: “Apa yang telah kamu persiapkan untuk
menghadapinya? Dia menjawab: “Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah SWT
dan RasulNya”. Rasulullah Saw bersabda: “Kamu bersama siapa yang kamu cintai”. (HR.
Bukhari dan Muslim). Seakan-akan Rasulullah mengajarkan kepada kita
bahwa pengetahuan terhadap Kiamat tidak akan berfaedah jika tidak
disertai dengan keimanan dan amal saleh, serta persiapan diri untuk
menghadapinya.
5. Memilih Kondisi yang Tepat untuk Memberikan Peringatan
Memilih kondisi yang tepat untuk memberikan pengarahan dan nasihat
adalah langkah yang penting agar arahan dan nasihat mendapatkan
pengaruhnya dalam jiwa anak didik. Inilah salah satu hikmah Allah SWT
menurunkan Al-Qur’an sesuai dengan kejadian dan sababun nuzuul (sebab turunnya). Rasul Saw juga demikian, karena itu ada sababul wuruud (sebab
datang) hadits. Para Ulama telah banyak mengarang berbagai kitab
tentang sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Saw.
Diantara hadits Rasul Saw yang datang karena sababul wuruud (sebab datang), Hakim bin Hizam ra, berkata: “Aku
memohon kepada Rasulullah Saw harta, kemudian beliau memberikannya
kepadaku, kemudian aku memohon kepadanya, kemudian ia memberikannya
kepadaku, kemudian aku memohon kepadanya harta, kemudian ia
memberikannya kepadaku. Kemudian Rasulullah bersabda: “Wahai Hakim
sesungguhnya harta benda itu hijau dan manis. Barang siapa yang
mengambilnya dengan jiwa yang terhormat, maka dia akan diberkahi di
dalamnya. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang berlebihan
dan tamak, maka tidak akan diberkahi. Bagaikan orang yang makan tetapi
tidak merasa kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang dibawah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian sekelumit tentang sosok Rasulullah Saw sebagai pendidik
sejati. Masyarakat sangat membutuhkan sosok-sosok pendidik yang dapat
menginspirasi dan meneladani sang pendidik sejati. Sosok pendidik yang
baik tentunya akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula, dan
pendidikan yang baik adalah rahim yang akan melahirkan peradaban yang
sama-sama kita nantikan. Wallahu a’lam.
di kutip(copy) >>> IKADI (Ikatan Dakwah Indonesia) http://www.ikadi.or.id
Mukjizat Alquran tentang Garis Edar Tata Surya
Menurut Ilmu Astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar
biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam
sebuah garis edar yang disebut Solar Apex.
Ini berarti bahwa matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Menurut Harun Yahya, terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan.
Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Fenomena itu telah disebutkan dalam Alquran sejak abad ke-7 M. Padahal, pada zaman itu manusia tidak memiliki teleskop ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Dalam Alquran disebutkan matahari dan bulan masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Simak firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 33: ''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
Disebutkan pula dalam surah Ya Sin [36] ayat 38: ''Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.''
Menurut Alquran, keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Az-Zariyat [51]:7)
Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya.
Sumber: Republika, HarunYahya. dan copy dari IKADI
Ini berarti bahwa matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Menurut Harun Yahya, terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan.
Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Fenomena itu telah disebutkan dalam Alquran sejak abad ke-7 M. Padahal, pada zaman itu manusia tidak memiliki teleskop ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Dalam Alquran disebutkan matahari dan bulan masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Simak firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 33: ''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
Disebutkan pula dalam surah Ya Sin [36] ayat 38: ''Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.''
Menurut Alquran, keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Az-Zariyat [51]:7)
Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya.
Sumber: Republika, HarunYahya. dan copy dari IKADI
Sabtu, 07 April 2012
Minggu, 01 April 2012
INFO NUPTK TERBARU
Penelusuran NUPTK melaui web secara online saat ini telah tersedia dan
pencarian NUPTK sangat mudah. Tampilan data berupa data PTK satu
sekolah. Selain itu, nama sekolah yang ditampilkan dilengkapi NSS, NPSN,
Jumlah PTK, Jumlah dan rombel siswa. >>>>>>>> dari Tunas63
http://tunas63.wordpress.com/2012/03/15/layanan-baru-nuptk/
http://tunas63.wordpress.com/2012/03/15/layanan-baru-nuptk/
Langganan:
Postingan (Atom)
ROSULULLAH SEBAGAI PENDIDIK
Rasulullah Sebagai Pendidik
(Menginspirasi dan Meneladani Sang Pendidik Sejati)
Ahmad Yani, MA
Setiap metodologi dapat diukur kebenarannya dengan ukuran keberhasilan
dan hasil-hasil yang dicapainya. Dan bila kaedah ini diterapkan dalam
mengukur metodologi Rasulullah Saw dalam mendidik, maka akan ditemukan
keberhasilan pendidikan yang begitu menakjubkan yang tidak pernah
dicapai siapapun sepanjang sejarah.
Pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah yang berarti membentuk
manusia ke arah kesempurnaan yang diridhai Allah SWT. Menuju ke arah
kesempurnaan dan bukan mencapai kesempurnaan, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, dan kemaksuman (bebas dari salah dan dosa)
adalah milik Rasulullah.
Menyingkap kepribadian Rasulullah Saw sebagai pendidik menuntut kita
untuk mengangkat sifat Rasulullah Saw yang mengantarkannya menjadi
pendidik sejati, juga metodologi pendidikan Rasulullah yang dengan
metode tersebut beliau mendidik sehingga berhasil dengan kesuksesan yang
menakjubkan atas izin Allah SWT.
Sifat-sifat Sang Pendidik
1. Kasih Sayang
Sifat ini harus ada dalam jiwa pendidik. Orang yang keras hatinya tidak
cocok menjadi pendidik. Rasulullah Saw pernah meringankan shalat
lantaran ada seorang anak yang menangis. Bagaimana beliau pernah ditimpa
berbagai penyiksaan dan aniaya dari pihak Kufar Quraisy dan penduduk
Thaif, namun beliau tetap berharap kebaikan bagi mereka: “Semoga Allah melahirkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah kepadaNya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari Anas bin Malik beliau berkata: “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih pengasih kepada keluarganya dari pada Rasulullah Saw”. (HR. Muslim).
2. Sabar
Sabar adalah bekal utama setiap pendidik. Pendidik yang tidak memiliki
sifat sabar bagai musafir yang melakukan perjalanan tanpa bekal.
Rasulullah Saw mencontohkan kesabaran yang sangat tegar. Beliau bersabar
atas penyiksaan jasmani dan jiwa dari kaumnya, kondisi ini terus
terjadi hingga menjadi jelas maksud dan risalah yang dibawa, dan pada
akhirnya kebencian berubah menjadi cinta dan penyiksaan berubah menjadi
penghormatan. Namun sabar perlu dipahami dengan baik. Sabar perlu
diiringi dengan ikhtiar dan doa.
3. Rendah Hati
Seorang pendidik harus memiliki sifat rendah hati (tawadhu) terhadap
para anak didiknya, karena kesombongan dan tinggi hati menyebabkan
adanya jurang pemisah yang jauh antara dirinya dan anak didik. Dan ini
menyebabkan hilangnya pengaruh dalam pendidikannya.
Rasulullah Saw adalah sosok manusia renah hati. Beliau mengucapkan
salam kepada anak-anak. Anak-anak sering mengambil tangan Rasulullah Saw
dan membawa beliau sesuai kehendak mereka. Bila seseorang bersalaman
dengan Rasulullah Saw, beliau tidak akan menarik tangannya terlebih
dahulu sebelum orang tersebut melepas tangannya, dan tidak memalingkan
wajah sebelum orang tersebut memalingkan wajahnya.
4. Cerdas
Pendidik dituntut cerdas dan pintar. Ia dituntut bisa memahami
karakter, kondisi dan permasalahan anak didik secara detil. Dengan
pemahaman tersebut, pendidikan yang diberikan bisa lebih memiliki
peluang keberhasilan dan kesuksesan daripada sekedar mendidik tanpa
paham tentang anak didik juga kondisinya. Seorang pendidik diharapkan
bisa mempertimbangkan setiap perkara yang cocok dan tidak cocok bagi
anak didiknya. Dan ini bisa dilakukan jika ia mengetahui kondisi anak
didiknya.
5. Lembut dan Pemaaf
Kesalahan dan sikap buruk anak didik tidak sepatutnya membangkitkan
emosi dan amarah seorang pendidik. Dia dituntut mampu keluar dari
kemarahan sehingga bisa berpikir dengan jernih, guna mencari solusi atas
permasalahan. Sifat lembut ini juga diiringi dengan sifat pemaaf ketika
mendapat perlakuan buruk dan keji. Satu kisah Rasulullah Saw yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Anas bin Malik berkata: “Aku
berjalan bersama Rasulullah Saw, dan beliau memakai jubah Najran yang
kasar sisi pinggirnya. Seorang Arab Badui menemuinya dan menarik
selendang beliau dengan keras, hingga aku melihat leher Rasulullah Saw
berbekas karena tarikan yang sangat keras. Badui itu berkata: “Wahai
Muhammad perintahkanlah agar harta milik Allah SWT yang ada padamu untuk
diberikan kepadaku karena kamu tidak membawa hartamu dan harta bapakmu
untukku. Rasulullah menoleh kepadanya dan tersenyum, kemudian
memerintahkan Sahabat untuk memberinya sesuatu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Kepribadian dan Wibawa yang Kuat
Seorang pendidik harus berkepribadian kuat, tidak ragu-ragu dan kurang
percaya diri, agar dapat memberikan pengaruh pada anak didiknya.
Kepribadian yang kuat tidak membutuhkan banyak hukuman dalam proses
mendidik, bisa meminimalkan terjadinya penyimpangan, dan menanamkan
kepuasan dalam jiwa. Dalam gambaran kewibawaan Rasulullah disebutkan
bahwa: “Siapapun yang melihat Rasulullah Saw, maka dia pasti mengaguminya”.
Cara Rasulullah Mendidik
1. Pembentukan Jiwa Terlebih Dahulu
Rasulullah memandang bahwa pendidikan harus diawali dengan pembentukan
jiwa dan keimanan terlebih dahulu. Bila pendidikan tidak diawali dengan
pembentukan jiwa dan keimanan maka segala tampilan luar dari hasil
pendidikan bukanlah tampilan yang sebenarnya. Penanaman keimanan
terhadap prinsip-prinsip yang mensucikan jiwa dan menjadikan prilaku
lurus menjadi prioritas program, seperti penanaman keimanan agar
mencintai kebaikan dan membenci kezaliman dan kekejian.
Rasulullah memerintahkan para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya
shalat pada usia tujuh tahun. Hal ini harus dilakukan dan diteruskan
dengan pengarahan dan penanaman tentang kepuasan dan keimanan dalam jiwa
anak terhadap urgensi shalat dan kewajibannya hingga tiga tahun
berikutnya. Dan bila anak meninggalkan shalat pada usia sepuluh tahun,
dia diberi sanksi. Dari Amru bin Syuaib, beliau berkata: “Rasulullah
Saw bersabda:“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat pada usia
tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkannya pada usia
sepuluh tahun dan pisahkan mereka dari tempat tidur”. (HR. Abu Dawud).
2. Penerapan Praktis
Iman di hati dan penerapan praktis adalah dua hal yang tidak bisa
terpisahkan, keduanya saling membutuhkan. Dengan maksud tersebut Allah
SWT mengaitkan iman dengan amal shaleh lebih dari lima puluh lima ayat
Al-Qur’an. Metodologi Rasulullah dalam pendidikan adalah dukungan teori
ilmiah dengan penerapan praktis, karena buah pendidikan sebenarnya lahir
dari penerapan praktis, bukan teori ilmiah.
3. Berbicara dan Berdialog Sesuai Tingkat Pemahaman
Jika seorang pendidik berbicara kepada anak didiknya dengan bahasa yang
tidak dipahaminya, maka bisa menimbulkan salah paham, dan menimbulkan
salah penerapan. Karena itu, pendidik harus memperhatikan tingkat
pemahaman akal anak didiknya, sehingga tidak mengajarkan dan
mengarahkannya dengan bahasa yang tidak dipahaminya. Imam Muslim
berkata: “Sesungguhnya Abdullah bin Mas’ud berkata: “Tidaklah kamu
berbicara dengan suatu kaum menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh
akal mereka, melainkan ia menadi fitnah bagi sebagian mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Mengutamakan yang Lebih Penting dari yang Penting
Kaidah urutan prioritas penting diterapkan dalam proses pendidikan.
Tidak sepatutnya seorang pendidik lebih fokus mengarahkan anak didik
untuk melakukan amal sunah namun tidak memberikan arahan semestinya
tehadap amalan wajib. Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata: “Sesungguhnya
seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah Saw: “Kapan Kiamat
terjadi?”, Rasulullah menjawab: “Apa yang telah kamu persiapkan untuk
menghadapinya? Dia menjawab: “Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah SWT
dan RasulNya”. Rasulullah Saw bersabda: “Kamu bersama siapa yang kamu cintai”. (HR.
Bukhari dan Muslim). Seakan-akan Rasulullah mengajarkan kepada kita
bahwa pengetahuan terhadap Kiamat tidak akan berfaedah jika tidak
disertai dengan keimanan dan amal saleh, serta persiapan diri untuk
menghadapinya.
5. Memilih Kondisi yang Tepat untuk Memberikan Peringatan
Memilih kondisi yang tepat untuk memberikan pengarahan dan nasihat
adalah langkah yang penting agar arahan dan nasihat mendapatkan
pengaruhnya dalam jiwa anak didik. Inilah salah satu hikmah Allah SWT
menurunkan Al-Qur’an sesuai dengan kejadian dan sababun nuzuul (sebab turunnya). Rasul Saw juga demikian, karena itu ada sababul wuruud (sebab
datang) hadits. Para Ulama telah banyak mengarang berbagai kitab
tentang sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Saw.
Diantara hadits Rasul Saw yang datang karena sababul wuruud (sebab datang), Hakim bin Hizam ra, berkata: “Aku
memohon kepada Rasulullah Saw harta, kemudian beliau memberikannya
kepadaku, kemudian aku memohon kepadanya, kemudian ia memberikannya
kepadaku, kemudian aku memohon kepadanya harta, kemudian ia
memberikannya kepadaku. Kemudian Rasulullah bersabda: “Wahai Hakim
sesungguhnya harta benda itu hijau dan manis. Barang siapa yang
mengambilnya dengan jiwa yang terhormat, maka dia akan diberkahi di
dalamnya. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang berlebihan
dan tamak, maka tidak akan diberkahi. Bagaikan orang yang makan tetapi
tidak merasa kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang dibawah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian sekelumit tentang sosok Rasulullah Saw sebagai pendidik
sejati. Masyarakat sangat membutuhkan sosok-sosok pendidik yang dapat
menginspirasi dan meneladani sang pendidik sejati. Sosok pendidik yang
baik tentunya akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula, dan
pendidikan yang baik adalah rahim yang akan melahirkan peradaban yang
sama-sama kita nantikan. Wallahu a’lam.
di kutip(copy) >>> IKADI (Ikatan Dakwah Indonesia) http://www.ikadi.or.id
Mukjizat Alquran tentang Garis Edar Tata Surya
Menurut Ilmu Astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar
biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam
sebuah garis edar yang disebut Solar Apex.
Ini berarti bahwa matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Menurut Harun Yahya, terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan.
Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Fenomena itu telah disebutkan dalam Alquran sejak abad ke-7 M. Padahal, pada zaman itu manusia tidak memiliki teleskop ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Dalam Alquran disebutkan matahari dan bulan masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Simak firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 33: ''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
Disebutkan pula dalam surah Ya Sin [36] ayat 38: ''Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.''
Menurut Alquran, keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Az-Zariyat [51]:7)
Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya.
Sumber: Republika, HarunYahya. dan copy dari IKADI
Ini berarti bahwa matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Menurut Harun Yahya, terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan.
Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Fenomena itu telah disebutkan dalam Alquran sejak abad ke-7 M. Padahal, pada zaman itu manusia tidak memiliki teleskop ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Dalam Alquran disebutkan matahari dan bulan masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Simak firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 33: ''Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
Disebutkan pula dalam surah Ya Sin [36] ayat 38: ''Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.''
Menurut Alquran, keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Az-Zariyat [51]:7)
Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya.
Sumber: Republika, HarunYahya. dan copy dari IKADI
INFO NUPTK TERBARU
Penelusuran NUPTK melaui web secara online saat ini telah tersedia dan
pencarian NUPTK sangat mudah. Tampilan data berupa data PTK satu
sekolah. Selain itu, nama sekolah yang ditampilkan dilengkapi NSS, NPSN,
Jumlah PTK, Jumlah dan rombel siswa. >>>>>>>> dari Tunas63
http://tunas63.wordpress.com/2012/03/15/layanan-baru-nuptk/
http://tunas63.wordpress.com/2012/03/15/layanan-baru-nuptk/
Langganan:
Postingan (Atom)